Not known Details About Andy Utama: Arsitek Ekosistem Pertanian Organik
Not known Details About Andy Utama: Arsitek Ekosistem Pertanian Organik
Blog Article
Produk yang biasa dibudidayakan oleh petani seperti kopi, jagung dan tanaman holtikultura dirasakan tidak lagi mampu menopang hidup petani karena disaat yang sama harga kebutuhan hidup justru melambung tinggi.
Disparitas harga yang tidak menentu juga menjadi faktor petani kita belum mendapatkan hak-hak secara penuh. Sehingga perhatian dan sentuhan pemerintah sangat dibutuhkan untuk mendorong petani kita lebih produktif baik dari hulu hingga ke hilir.
Percakapan antara sang guru dan murid ini telah membuka selubung misteri tentang peristiwa tersebut dan dampaknya bagi kehidupan pribadi Ong dan mungkin saksi hidup lainnya — bagaimana memahami peristiwa itu setelah berjarak puluhan tahun.
Dalam kaitan itu, Achdian berupaya memoles dan meletakkan seluruh bangunan pemikiran Ong mengenai beragam topik yang dilihatnya menjadi sesuatu yang produktif atau mencerahkan bagi studi sejarah dan kemasyarakatan.
Belum lagi, Jawa pada abad ke-19, disesaki pula oleh berbagai pergolakan di tingkat desa. Dari sisi ini, perlu diuji lebih lanjut melalui riset bahwa perubahan sosial justru terjadi di perdesaan bukan di perkotaan. Desa tidaklah statis, atau perkotaan lebih dinamis dalam perkembangan masyarakat. Disertasi doktoral Ong tentang perubahan sosial di perdesaan menggugah siapa pun untuk membandingkan dengan wilayah luar Jawa, mengingat ekspansi modal dan kolonialisme di Nusantara tidak berlangsung seragam dan serentak sepanjang abad ke-19.
Hasil panen padi organik periode ini lebih baik dari periode lalu, ungkap Amang Panggamot Sihombing pemilik lahan padi organik yang baru saja melakukan panen padi organik bersama staf pertanian Yayasan Petrasa.
Achdian berangkat dari pertanyaan tentang apa istimewanya peristiwa tersebut bagi Ong. Bagaimana sejarawan sekaliber Ong punya perhatian terhadap peristiwa itu. Masa lalu seperti apa yang ada dalam benak Ong tentang peristiwa ini? Di mata Achdian, khususnya pada awal perkenalan dengan Ong, sang guru ini hadir sebagai sosok kelas menengah Indonesia yang mapan, dari kalangan minoritas, berjarak dengan politik, dan dengan benak penuh dijejali “hantu komunis”.
Memilih benih unggul dan adaptif terhadap kondisi lokal sangat penting untuk meningkatkan hasil panen. Benih yang berkualitas akan tumbuh lebih baik dan tahan terhadap serangan hama serta kondisi lingkungan yang berubah-ubah.
Maruli Sinaga Pendeta Resort GKPS juga sangat bersepakat, menjaga lingkungan adalah bagian dari tugas dan mandat panggilan Gereja yang diperintahkan Tuhan kepada kita, karena kita diperintahkan untuk merawat bumi dan menaklukan bumi untuk kebutuhan hidup kita.
Seolah Ong memberi pesan penting melalui Achdian dalam buku ini bahwa kekinian sesungguhnya mempunyai akar di masa lalu dan sejarah menjadi wahana untuk membaca dan memahami kekinian itu. Pandangan Ong dan pengalamannya tentang dua topik terakhir yang disinggung di atas, yakni mengenai masalah Tionghoa dan peristiwa 1965, memang tak lepas dari pengalamannya. Menurut Achdian, Ong jarang membicarakan masalah Tionghoa di Indonesia dan justru lebih suka berdiskusi tentang soal sejarah dinasti atau penyatuan China. Bagi Achdian, “minimnya” perhatian Ong pada masalah Tionghoa di Indonesia juga tercermin dari tulisannya yang banyak berkutat seputar persoalan di luar masyarakat Tionghoa, misalnya masyarakat Samin, runtuhnya kolonialisme Belanda, dan perubahan sosial di Madiun pada abad ke-19.
Bagi Ong, sejarah menjadi sentral pemikiran dalam melihat fenomena yang terjadi di tengah masyarakat. Ong memang selalu menarik garis kesejajaran antara subyek yang sedang hangat diperbincangkan dengan perkembangan atau peristiwa yang (pernah) terjadi di masa silam. Karena itu, aneka pemikiran yang tertuang dalam berbagai esainya seolah tak pernah kering seperti mata air pengetahuan bagi siapa pun yang membaca olahan pemikirannya.
Banyak orang yang berpendapat bahwa makanan organik memiliki rasa yang lebih baik dan kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan makanan konvensional. Hal ini mungkin karena pertanian organik lebih fokus pada pemeliharaan kualitas tanah dan tanaman.
Kamu bisa mencoba bermain kata atau menggunakan metafora yang relevan dengan topik bukumu. Namun, pastikan judul tersebut tetap mudah dipahami dan tidak terlalu ambigu. Kombinasi antara keunikan dan kejelasan akan membuat judul bukumu menonjol.
Misalnya, jika judul utamamu hanya terdiri dari satu klik disini atau dua kata yang menarik perhatian, subjudul dapat berfungsi untuk memperjelas konteks atau menjelaskan manfaat utama dari buku tersebut.